Banyuwangi//hariantempo.com -Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi menggelar Upacara Pelantikan Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) dan Pengurus Gugus Depan (Gudep) Gerakan Pramuka, Selasa (8/7).
Kegiatan yang berlangsung di depan Aula Sahardjo itu dihadiri langsung oleh Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Banyuwangi, Mujiono yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati, bersama jajaran pengurus Kwarcab.
Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, dilantik sebagi Ketua Mabigus Pangkalan Lapas Banyuwangi. Turut hadir dalam kegiatan yang berlangsung khidmat tersebut pejabat struktural Lapas Banyuwangi dan 25 warga binaan yang tergabung dalam anggota Pramuka.
“Melalui kegiatan kepramukaan, warga binaan dapat mengasah soft skill dan membangun kepercayaan diri sebagai bekal kembali ke masyarakat,” ujar Mujiono.
Kalapas Banyuwangi menyebut program kepramukaan ini dirancang untuk dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali, sebagai media pembinaan yang menyentuh aspek mental, spiritual, dan sosial.
Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk memperkuat semangat kebersamaan dan rasa tanggung jawab di antara warga binaan.
“Kami juga akan menyiapkan pelatihan-pelatihan Pramuka untuk warga binaan agar keterampilan mereka semakin berkembang,” kata Wayan.
Menurutnya, kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya pembinaan berkelanjutan yang dilakukan Lapas Banyuwangi untuk menanamkan nilai-nilai moral, kedisiplinan, serta keterampilan sosial kepada warga binaan.
“Dengan pelantikan ini, Gugus Depan Pramuka resmi menjadi bagian dari program pembinaan kepribadian yang dikembangkan melalui metode pendidikan non-formal,” terangnya.
“Kami berkomitmen menghadirkan pembinaan yang mampu menjadi ruang belajar agar warga binaan tumbuh menjadi manusia yang lebih baik,” imbuhnya.
Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dengan tertib, lancar, dan penuh antusiasme dari para peserta. Pelantikan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak sebagai langkah inovatif dalam program pembinaan narapidana yang lebih humanis dan konstruktif.
“Kami percaya bahwa pembinaan yang menyentuh aspek mental dan moral akan memberikan dampak nyata dalam proses reintegrasi sosial warga binaan,” pungkasnya.
