Banyuwangi//hariantempo.com -Lagi-lagi Aktivis Filsafat Logika Berpikir, Raden Teguh Firmansyah, melontarkan kritik keras terhadap pejabat Banyuwangi, khususnya Bupati dan oknum-oknum DPRD. Dalam diskusi santai bersama awak media, Raden menyebut mereka sebagai pihak yang paling menikmati hasil tambang emas Gunung Tumpang Pitu.
“Gunung Tumpang Pitu terus dikeruk, emasnya keluar, tapi perut rakyat tetap kosong. Yang kenyang justru Bupati dan oknum-oknum DPRD yang diam-diam ikut menikmati jatah hasil tambang,” ucap Raden, Selasa (16/09/2025).
Menurut Raden, rakyat Banyuwangi bukan hanya tidak merasakan hasil tambang emas, tetapi bahkan diperlakukan seperti pengemis ketika menuntut haknya.
“Apa manfaat tambang emas itu bagi Banyuwangi? Justru rakyat seperti pengemis yang ditendang saat meminta haknya dari kekayaan alam milik mereka sendiri,” tegas Raden.
Raden pun menggugat nurani pemerintah daerah
“Sampai kapan kekayaan Banyuwangi hanya jadi pesta meja makan pejabat dan pemodal asing? Sampai kapan rakyat hanya jadi penonton dan ditendang saat bersuara?”
Ia mendesak agar hasil tambang tidak hanya menjadi santapan segelintir orang.
“Jika pemerintah daerah masih punya hati, hentikan pesta pora hasil tambang itu. Arahkan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk perut pejabat dan pemodal asing,” pungkasnya.
Raden menegaskan kembali bahwa Gunung Tumpang Pitu adalah milik rakyat Banyuwangi, bukan milik Bupati, bukan milik DPRD, dan bukan milik korporasi asing.