Banyuwangi//hariantempo.com -Menyusul mencuatnya rencana aksi unjuk rasa kepala desa (kades) se-Kabupaten Banyuwangi terkait tuduhan korupsi yang dilontarkan seorang oknum anggota DPRD, berbagai respons bermunculan dari sejumlah pihak. Salah satu yang turut angkat bicara adalah Persatuan Wartawan Fast Respon Nusantara (PW-FRN) Counter Polri DPC Banyuwangi, yang menyerukan pentingnya menjaga kedamaian dan mengutamakan dialog dalam menyelesaikan polemik tersebut.
Ketua PW-FRN DPC Banyuwangi, Agus Samiaji, menegaskan bahwa pihaknya memahami keresahan para kepala desa menyikapi pernyataan kontroversial yang dinilai telah mencoreng integritas pemerintahan tingkat desa. Meski demikian, ia mengingatkan agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan cara yang santun dan tidak menimbulkan gesekan sosial.
> “Kami tidak melarang siapapun untuk menyampaikan aspirasi. Itu adalah hak demokrasi. Namun kami berharap penyampaian tersebut tetap dilakukan secara bijak, damai, dan tidak mengarah pada tindakan yang bisa mengganggu ketertiban masyarakat,” ujar Agus.
Agus juga mendorong agar persoalan ini dibahas melalui mekanisme dialog terbuka antara para kades, DPRD, hingga unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Menurutnya, komunikasi langsung antar-pihak akan lebih efektif meredam kesalahpahaman dan mencegah konflik melebar.
> “Dialog adalah jalan terbaik. Kami menyarankan agar Forkopimda memfasilitasi ruang pertemuan sehingga semua pihak dapat bertukar pandangan secara terbuka dan solutif,” tambah Agus.
Sementara itu, rencana aksi yang disebut akan melibatkan ratusan kepala desa tersebut merupakan bentuk protes atas tuduhan bahwa “80 persen kades di Banyuwangi melakukan pemotongan dana bantuan sosial”. Pernyataan itu dinilai para kepala desa sangat merugikan nama baik pemerintahan desa dan berpotensi menimbulkan stigma negatif di mata masyarakat.
PW-FRN Counter Polri Banyuwangi berharap situasi tetap kondusif menjelang pelaksanaan aksi, dan seluruh elemen masyarakat diminta tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi.
> “Banyuwangi adalah rumah kita bersama. Tugas kita menjaga agar daerah ini tetap aman, damai, dan kondusif. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya jika diselesaikan dengan kepala dingin,” tutup Agus.
Rencana aksi para kades disebut akan berlangsung dalam waktu dekat, sementara berbagai pihak kini menunggu tindak lanjut DPRD dan pemerintah daerah dalam merespons dinamika tersebut.***

