Close Menu
HarianTempo.ComHarianTempo.Com

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Gerak Cepat DLH dan Koramil Kota Banyuwangi Bersihkan Lokasi Terdampak Bencana di Villa Pakis Residence

    November 20, 2025

    Polresta Banyuwangi & Warga Perkuat Sinergi Melalui Pos Kamling

    November 18, 2025

    RADEN TEGUH FIRMANSYAH TEGASKAN: “TUMPANG PITU SEDANG DIBUNUHI, PEMERINTAH MENJADI KURA-KURA BISU

    November 18, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    HarianTempo.ComHarianTempo.Com
    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Kontak Kami
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Nasional
    • Daerah
    • Ekonomi Bisnis
    • Hukum & Kriminal
    • Politik & Pemerintahan
    HarianTempo.ComHarianTempo.Com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Home - Pendidikan - Bayang Diskriminasi di SMA Negeri 1 Sentajo: Ketika Hati Nurani Tergusur oleh Kuasa
    Pendidikan

    Bayang Diskriminasi di SMA Negeri 1 Sentajo: Ketika Hati Nurani Tergusur oleh Kuasa

    EfendiBy EfendiNovember 3, 2025Updated:November 4, 2025Tidak ada komentar3 Mins Read
    Share WhatsApp Facebook Email

    Kuantan Singingi — Dunia pendidikan seharusnya menjadi taman bagi keadilan tumbuh, tempat di mana akal dan hati berjalan seiring. Namun di SMA Negeri 1 Sentajo, Kecamatan Sentajo Raya, Kabupaten Kuantan Singingi, nilai itu seolah mulai layu. Di balik tembok sekolah yang berdiri megah, tersimpan kisah getir seorang pedagang kecil berinisial H, yang kini harus menunduk lesu di hadapan secarik kertas yang tiba-tiba menjadi penentu hidup orang sebuah surat pemberhentian dari pihak sekolah yang memutus penghidupan yang telah ia jalani lebih dari dua dekade.

    Selama bertahun-tahun, aroma masakannya menjadi bagian dari denyut kehidupan sekolah. Dari pagi hingga siang, kantin kecilnya adalah ruang singgah bagi perut yang lapar dan hati yang lelah. Namun kini, kepulan asap dapurnya seolah padam, tersapu oleh kebijakan yang datang tanpa jeda, tanpa dialog.

    Surat bernomor 400.3.8/SMAN.1-SR/2025/174, dikeluarkan oleh SMA Negeri 1 Sentajo Raya pada 31 Oktober 2025, dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah Drs. Arizal, berisi perintah kepada Hendri, pengelola kantin, untuk menghentikan operasional kantin mulai 3 November 2025 hingga waktu yang tidak ditentukan.

    “Sehubungan dengan hasil evaluasi dan pengamatan pihak sekolah, Saudara dinilai telah berulang kali membiarkan siswa merokok di lingkungan sekolah, sehingga dianggap melanggar ketentuan Permendikbud Nomor 64 Tahun 2025 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.”

    Sebuah kalimat yang dingin dan tegas namun di balik ketegasan itu, terselip tanya: benarkah pelanggaran itu satu-satunya alasan, atau hanya menjadi pagar aturan yang menutupi aroma kepentingan?

    Menurut informasi yang diperoleh media ini, di sekolah tersebut terdapat dua kantin. Ironisnya, hanya satu yang diminta angkat kaki, sementara yang lain tetap dibiarkan beroperasi.

    “Entah apa bedanya, tapi yang satu diusir, yang satu dilindungi,” ujar seorang sumber yang enggan disebut namanya, menahan nada getir di ujung kata.

    Tak berhenti di situ, kabar yang berembus semakin kencang. Para guru disebut-sebut diarahkan untuk tidak lagi berbelanja di kantin lama, melainkan di koperasi sekolah, yang konon pemasok utama bahan dagangannya adalah istri kepala sekolah sendiri. Setiap pagi, perempuan itu disebut rutin mengantar barang ke sekolah seolah menggambarkan pergeseran halus antara tanggung jawab publik dan kepentingan pribadi.

    Padahal, di masa kepala sekolah sebelumnya, hubungan antara pihak sekolah dan pedagang terjalin dalam harmoni. Bila jam pulang sekolah dimajukan, pedagang diberi tahu agar takaran masakan tak berlebih. Kini, pemberitahuan itu lenyap, seakan kerugian pedagang tak lagi dianggap urusan hati nurani.

    “Jabatan itu amanah, bukan alat untuk menggeser yang lemah. Pendidikan seharusnya mengajarkan keadilan, bukan menjadi panggung bagi keserakahan yang dibungkus aturan,” ujar salah seorang tokoh pemuda Sentajo yang tidak mau namanya dipublikasikan, menatap dengan sorot kecewa namun penuh keprihatinan.

     

    Ia berharap Dinas Pendidikan Provinsi Riau tidak tinggal diam. Sebab, dunia pendidikan bukan hanya ruang mencetak cendekia, tetapi juga cermin moral bangsa. Bila di sekolah saja keadilan bisa dibungkam oleh secarik kertas bermeterai kuasa, bagaimana mungkin murid-murid akan belajar arti kejujuran dan empati?

    Hingga berita ini diterbitkan, pihak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sentajo, Drs. Arizal, masih dalam upaya konfirmasi untuk ke berimbangan infomasi dalam pemberitaan

     

     

    Catatan.

    Kami memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan ini untuk menyampaikan hak jawabnya melalui media ini, demi keseimbangan informasi dan keadilan pemberitaan

     

     

    Share. WhatsApp Facebook Email Copy Link
    Efendi

    Related Posts

    Sudah Diperiksa Kejaksaan”, Tapi Mengapa Iuran SMPN 2 Jember Masih Dipungut

    November 7, 2025

    Dana Rp 1,6 Miliar Hanya untuk Beberapa Ruang Kelas, Tapi Uang SPP dan Gedung Masih Ditarik! Di Mana Nurani Penguasa Pendidikan Banyuwangi

    November 1, 2025

    Korban Bullying di MTs Jember Terpaksa Pindah Sekolah, Pelaku Diduga Anak Guru

    Oktober 27, 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Berita Populer

    Gerak Cepat DLH dan Koramil Kota Banyuwangi Bersihkan Lokasi Terdampak Bencana di Villa Pakis Residence

    November 20, 2025

    Polresta Banyuwangi & Warga Perkuat Sinergi Melalui Pos Kamling

    November 18, 2025

    RADEN TEGUH FIRMANSYAH TEGASKAN: “TUMPANG PITU SEDANG DIBUNUHI, PEMERINTAH MENJADI KURA-KURA BISU

    November 18, 2025

    Personel Ops Damai Cartenz Tebar Keceriaan Bersama Anak-Anak di Distrik Bibida, Paniai

    November 18, 2025
    Pilihan Editor
    Berita

    Sudah Diperiksa Kejaksaan”, Tapi Mengapa Iuran SMPN 2 Jember Masih Dipungut

    JEMBER//hariantempo.com -Di tengah semangat partisipasi orang tua untuk meningkatkan mutu pendidikan, publik kembali mempertanyakan batas…

    Dana Rp 1,6 Miliar Hanya untuk Beberapa Ruang Kelas, Tapi Uang SPP dan Gedung Masih Ditarik! Di Mana Nurani Penguasa Pendidikan Banyuwangi

    November 1, 2025

    Korban Bullying di MTs Jember Terpaksa Pindah Sekolah, Pelaku Diduga Anak Guru

    Oktober 27, 2025

    Pungutan Fantastis di MTSN 9 Buluagung, Cerminan Hilangnya Rasa Keadilan Pendidikan Negeri

    Oktober 23, 2025
    Follow Us
    • Facebook
    • Instagram
    • YouTube
    • WhatsApp
    About Us
    About Us

    Harian Tempo adalah Portal Berita terpercaya yang menyajikan informasi aktual, investigatif, dan mendalam seputar Politik, Hukum, Ekonomi, dan Isu Sosial di Indonesia. Dengan komitmen menjaga Independensi Jurnalistik dan kualitas pemberitaan di tengah arus informasi digital yang terus berkembang.

    Facebook Instagram Pinterest YouTube WhatsApp
    Tentang Kami
    • Redaksi
    • Kontak Kami
    • Kode Etik Jurnalis
    Kebijakan Privasi
    • Disclaimer
    • Kebijakan Privasi
    • Pedoman Media Siber
    Link Cepat
    • Banyuwangi (231)
    • Berita (1,225)
    • Budaya (4)
    • Daerah (12)
    • Ekonomi & Bisnis (21)
    • Hukum & Kriminal (29)
    • Jawa Timur (33)
    • Lifestyle (11)
    • Nasional (14)
    • Opini (3)
    • Pendidikan (14)
    • Politik & Pemerintahan (14)
    • Polri (672)
    • Sosial (1)
    • TNI (150)
    • Uncategorized (51)
    Facebook Instagram YouTube WhatsApp
    • Beranda
    • Nasional
    • Daerah
    • Ekonomi & Bisnis
    © 2025 www.hariantempo.com

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.