HarianTempo. Com- Medan 19 Oktober 2025 Empat personel Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Medan kini mendekam di tempat khusus (patsus) milik Propam. Langkah itu diambil setelah terbongkarnya kasus salah tangkap terhadap Ketua DPD Partai NasDem Sumatera Utara sebuah insiden yang memalukan dan memicu sorotan tajam publik terhadap kinerja kepolisian di kota terbesar di Sumatera ini.
Informasi yang beredar menyebutkan, keempat anggota Satreskrim tersebut melakukan penangkapan tanpa surat perintah dan tanpa prosedur hukum yang sah. Ironisnya, target operasi mereka ternyata bukan pelaku kejahatan, melainkan seorang tokoh politik yang memiliki jabatan penting di tingkat provinsi.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Jeas Calvijn Simanjuntak, membenarkan bahwa keempat anggotanya telah dikurung untuk pemeriksaan etik oleh Propam.
“Benar, mereka sudah kami tempatkan di tempat khusus. Ini bentuk komitmen kami bahwa setiap pelanggaran, sekecil apapun, tidak akan ditoleransi,” tegas Calvijn, Sabtu (18/10/2025).
Ia menambahkan, pihaknya sedang melakukan pemeriksaan mendalam untuk memastikan sejauh mana kesalahan prosedural itu terjadi.
“Kami menyesalkan tindakan di luar SOP tersebut. Jika terbukti, sanksi tegas akan dijatuhkan sesuai aturan,” ujarnya.
Langkah cepat itu juga mendapat dukungan dari Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Dr. Ferry Walintukan, yang menilai penempatan di patsus sebagai bentuk tanggung jawab institusi.
“Kapolda Sumut menekankan pentingnya profesionalisme. Ini bagian dari evaluasi internal agar kesalahan serupa tidak terulang,” jelas Ferry.
Namun, di balik pernyataan resmi tersebut, kasus ini menimbulkan pertanyaan serius: bagaimana mungkin aparat penegak hukum bisa melakukan penangkapan tanpa verifikasi identitas dan surat perintah yang sah? Kejadian ini memperlihatkan bahwa masih ada celah besar dalam disiplin dan pengawasan di tubuh kepolisian.
Dari pihak Partai NasDem Sumut, pengurus DPD menyampaikan apresiasi terhadap langkah cepat kepolisian, meski tetap menuntut proses yang transparan dan adil.
“Kami menghargai sikap tegas Kapolda dan Kapolrestabes Medan. Ini menunjukkan Polri terbuka terhadap kritik. Tapi kami berharap kasus ini diusut sampai tuntas, bukan hanya sekadar pencitraan,” ujar salah satu pengurus NasDem Sumut saat dikonfirmasi.
Kasus salah tangkap ini menjadi tamparan keras bagi Polrestabes Medan. Di tengah upaya Polri membangun kepercayaan publik, insiden seperti ini justru menunjukkan bahwa profesionalisme aparat masih sering dikalahkan oleh arogansi lapangan.
Kini, publik menanti: apakah keempat personel itu hanya akan “didinginkan” sementara, atau benar-benar mendapat sanksi setimpal sebagai bentuk tanggung jawab moral dan institusional
Red”liputanOnline.com

