Kuantan Singingi – Upaya patroli cipta kondisi yang dilakukan Tim Raga Polres Kuantan Singingi bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pada Jumat malam, 24 Oktober 2025, diduga kuat bocor lebih dulu ke pemilik tempat hiburan malam.
Pasalnya, berdasarkan pantauan di lapangan, seluruh kafe dan tempat hiburan malam di sekitar kawasan Kantor Pemda Kuansing yang biasanya beroperasi hingga larut malam bahkan sampai dini hari, tampak tutup rapat bahkan sebelum tim gabungan tiba di lokasi.
Fenomena ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Diduga informasi mengenai rencana patroli gabungan sudah tersebar lebih awal, sehingga para pemilik usaha hiburan malam sempat menutup tempatnya untuk menghindari pemeriksaan.
“Ini aneh, biasanya ramai, tapi malam itu semua tutup. Artinya informasi operasi itu sudah bocor duluan,” ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.
Padahal, kegiatan patroli cipta kondisi yang digelar Tim Raga dan Satpol PP tersebut bertujuan untuk menertibkan aktivitas malam hari, terutama yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan, peredaran minuman keras, hingga praktik prostitusi terselubung di balik usaha kafe.
Namun, dugaan kebocoran informasi tersebut justru menggugurkan efektivitas operasi gabungan, sekaligus menimbulkan pertanyaan mengenai integritas sebagian oknum yang mungkin terlibat dalam memberikan bocoran kepada para pelaku usaha hiburan malam.
Jekha salah seorang warga kuansing saat berbincang bincang disalah satu warung kopi, menilai lemahnya sistem pengawasan internal dan koordinasi antarinstansi perlu segera dievaluasi. “Kalau operasi sudah bocor, itu artinya ada yang bermain di dalam. Penegakan hukum tidak akan pernah berjalan jika moral aparat sendiri yang bermasalah,” ujarnya dengan nada tegas.
Masyarakat berharap Kapolres Kuansing beserta Kasatpol PP dapat mengevaluasi mekanisme pelaksanaan patroli, memastikan tidak ada lagi kebocoran informasi, serta menindak tegas oknum yang mencoba menghambat upaya penegakan ketertiban di daerah.
“Penertiban hanya akan jadi formalitas kalau setiap kali operasi, para pelaku sudah tahu lebih dulu kapan aparat datang,” tambah warga lainnya.
Dengan adanya dugaan kebocoran ini, publik menanti langkah konkret aparat dalam menegakkan aturan tanpa pandang bulu, sekaligus memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum di Kabupaten Kuantan Singingi.

