Banyuwangi//hariantempo.com -Aktivis Filsafat logika berfikir. Raden Teguh Firmansyah, menilai Indonesia belum merdeka secara ekonomi maupun politik. Terkait ekonomi, masih banyak orang miskin sedangkan secara politik bangsa ini belum merdeka dari jeratan presidential threshold 20 persen.
“Kesimpulan saya, Indonesia tidak merdeka baik secara ekonomi dan politik. Sebab kejahatan ekonomi-politik dapat disembunyikan dari CCTV, tapi tidak dapat disembunyikan dari kecerdasan akal logisnya berfikir, seharusnya Indonesia merdeka membangun Ekonomi, Politik, dan Hukum yang Beradab,” ucapnya dalam diskusi santai bersama para aktivis Banyuwangi dan awak media, di kafe Banyuwangi. Rabu 6 Agustus 2025.
Raden juga menyampaikan dengan ilmu idealismenya, bahwa Indonesia sedang diujung kehancuran, terutama bagian Jawa Timur Banyuwangi
“Permainan akan berakhir, itu memang sedang terjadi,” ujar Raden dengan logika berfikirnya.
Ini bukan karena voluntarisme kita, tetapi faktor-faktor sosiologis bergerombol untuk memastikan bahwa Indonesia sedang berada diujung kehancuran dibagian Jawa Timur paling timur, yaitu Banyuwangi, sekarang pilihannya kita bisa mencegah gak kehancuran itu,”ungkap Raden.
Masih lanjut Raden sambil menikmati wanginya kopi yang membangunkan pikiran akal sehatnya. Ia mengatakan bahwa perjuangan pahlawan masakini untuk menyadari penjajah berkedok struktur kepemerintahan daerah Banyuwangi yang bersarang di tambang emas tupang pitu, masih belum maximal atau memang penjajah asli model baru,
“Kita sudah berupaya keras dalam berfikir dan berjuang secara terbuka antara pemikir dan perampok halus atau bisa dibilang penjajah berkedok pejabat pemerintahan, yang kadang secara senyap merayap menguasai harta negara yang berada di gunung tupang pitu, kita tetap belum bisa mengatasi mereka itu, jadi biarin aja kan, logikanya begitu sebetulnya,” kata kritikan Raden.
Menurut Raden, para pemikir setuju bahwa kehidupan kesetaraan harus dikembalikan dalam bernegara.
“Terlihat bahwa para pemikir besar pun setuju bahwa kita harus kembali kepada kehidupan kesetaraan manusia, solidarity,” tutur Raden.
“Karena inti dari kemerdekaan Indonesia adalah sosial justis, gak terlihat!, dan itu yang akan menjadi tontonan untuk para pemekir, untuk tahu bahwa memang pemerintah ini mengeksploitasi rasialisme, benar gak pemerintah atau penjajah,” tutup Raden Teguh Firmansyah dalam sebuah diskusi santai.