Banyuwangi//hariantempo.com -Aksi premanisme di Indonesia khususnya Banyuwangi bukan sekedar mengganggu Kamtibmas, tapi sudah meresahkan investor, bahkan diberitakan oleh awak Media.
Peristiwa tersebut telah menjadi perhatian publik sehingga menarik perhatian pemerintahan dan Polri yang mengucapkan dalam berbagai kesempatan.
Hal ini terungkap di diskusi Raden bersama beberapa awak media dan beberapa aktivis Banyuwangi. Rabu 14 Mei 2025.
“Jika sudah membentuk Satgas pasti dalam upaya untuk memuluskan iklim investasi di Indonesian agar tidak diganggu, menghalangi dengan motif kekerasan,”terang Raden.
Raden tak segan menganggap preman adalah agen dari kekuatan politik dan bisnis, mulai memahami bahwa dalam kondisi ekonomi memburuk maka premanisme pasti akan bertambah.
Akan ada ketakutan di sudut-sudut kota masyarakat dipalak, diancam bahkan dirampas, dengan gampang bisa melihat kriminalitas akan meningkat bersamaan dengan turunnya pendapatan rakyat.
“Harus jadi masukan, Satgas Anti Premanisme harus dipikirkan bagaimana kondisi sosial ekonomi yang memungkinkan dari awal eskalasi premanisme bisa dikendalikan atau diturunkan, jadi PR bagi pemerintah khususnya pemerintahan Banyuwangi juga,” jelas Raden.
Lanjut Raden. Aktivis yang dikenal dengan Filsafat logika berfikir nya, jika aksi premanisme tak dihentikan, akan jadi penanda bahwa sangat mungkin Banyuwangi kehilangan kesempatan mendapatkan investasi jika kepastian hukum tidak diberikan.
“Investor masuk dengan prinsip kepastian hukum, kemudian stabilitas politik. Dua unsur tersebut terpenuhi maka pemerintah mengaggap telah memberikan karpet merah pada investor,” kata Raden.