Kuantan Singingi – Polemik target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perdagangan pada ajang budaya Pacu Jalur kembali mencuat di Kuantan Singingi. Mantan Anggota DPRD Kuansing, Saifullah Afrianto, yang akrab disapa Yan Tembak (YT), menilai target Rp1 miliar yang ditetapkan Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian (Kopdagrin) Kuansing terlalu rendah dibandingkan potensi riil di lapangan.
Menurut YT, potensi PAD dari sektor kaplingan lapak pedagang selama Pacu Jalur bisa mencapai Rp2 miliar, hanya dari jalur utama saja.
“Kadis Kopdagrin targetkan PAD Rp1 miliar dengan panjang lapak 1.000 meter x 2 sisi jalan. Kalau dikalikan Rp1 juta, sudah Rp2 miliar. Itu baru dari jalan raya, belum termasuk pasar lumpur dan lokasi lain,” jelas YT dalam sebuah diskusi di grup WhatsApp Sekitaran Kuansing.
YT menilai angka Rp1 miliar hanya masuk akal jika panjang lapak yang dihitung separuh dari kondisi sebenarnya, yakni 500 meter x 2 sisi jalan. Hal ini, menurutnya, memunculkan dugaan adanya pengurangan perhitungan yang bisa berujung pada kebocoran PAD.
“Mari kita kawal bersama-sama, jangan sampai ada kebocoran,” tegasnya.
YT bahkan mengungkap adanya praktik bagi-bagi hasil secara sembunyi-sembunyi pada Pacu Jalur 2024 lalu. Ia menuding ada oknum lapangan yang bermain di balik pengelolaan lapak pedagang.
“Ini sudah terjadi sejak Pacu Jalur 2024. Ada oknum yang kecewa karena bagian mereka tidak sesuai kesepakatan. Itu pengakuan langsung dari mulut seorang Kadis yang mengaku ikut memberi tanpa sepengetahuan atasannya,” beber YT.
Menurutnya, praktik serupa berpotensi terulang pada Pacu Jalur 2025 jika tidak ada pengawasan ketat. Ia mengaku sudah menyampaikan persoalan ini langsung kepada Bupati Kuansing agar PAD dari even budaya terbesar di daerah itu tidak kembali “bocor” ke kantong pribadi.
YT juga menyoroti dampak buruk permainan tersebut terhadap masyarakat, khususnya pemuda tempatan yang menggantungkan penghasilan musiman dari event Pacu Jalur.
“Padahal masyarakat, terutama pemuda yang penghasilannya tidak menentu, sangat berharap bisa mengais rezeki dari momen Pacu Jalur di halaman rumahnya sendiri. Namun peluang itu justru terkesan dipangkas oleh permainan segelintir orang,” ungkapnya.
Ia menegaskan, klaim bekerja sesuai aturan yang kerap dilontarkan pihak tertentu tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
“Jangan sampai PAD yang semestinya untuk daerah malah habis dinikmati oknum pintar berpura-pura,” tutup YT.
Tagline: Majulah Negriku!